Madunia: Inovasi Wirausaha Berbasis Lingkungan dari Mahasiswa Kehutanan UNJA
Jambi — Dorel Efendi, mahasiswa Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, berhasil mengembangkan usaha peternakan lebah madu yang diberi nama Madunia. Merek ini telah menjangkau pasar hingga beberapa provinsi di Indonesia, seperti Jawa, Kalimantan, dan sejumlah wilayah di Sumatra.
Kecintaan Dorel terhadap lingkungan telah tumbuh sejak aktif dalam berbagai organisasi, antara lain UKM Go Green UNJA, Elotansia, LindungiHutan.com, dan Earth Hour. Melalui aktivitasnya tersebut, Dorel terdorong untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, mitigasi perubahan iklim, serta konservasi kawasan taman nasional.

Pada tahun 2021, Dorel mengikuti program Muhibah Budaya Jalur Rempah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini mendorong generasi muda untuk menggali potensi daerah masing-masing berbasis budaya dan kekayaan rempah yang terhubung dengan Jalur Rempah Nusantara.
Sekembalinya ke kampung halaman di Kerinci, Dorel menyadari besarnya potensi tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanii), namun juga melihat dampak negatif dari praktik budidaya yang tidak lestari, seperti penebangan secara menyeluruh yang kerap memasuki kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), sehingga menyebabkan deforestasi dan degradasi lahan.
“Saya mulai memikirkan model budidaya yang dapat memberikan manfaat secara ekonomi, ekologi, dan sosial budaya. Dari situ saya melihat peluang pengembangan budidaya lebah madu di kebun kayu manis sebagai upaya optimalisasi ruang serta langkah untuk menekan laju deforestasi,” jelas Dorel.
Dari pemikiran tersebut, lahirlah Madunia, sebuah usaha berbasis konservasi dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya lebah dimulai pada tahun 2022, meskipun saat itu pengetahuan Dorel mengenai peternakan lebah masih sangat terbatas. Ia memulai secara mandiri dengan membuat kotak budidaya sederhana dan melakukan survei lokasi. Setelah berhasil menarik lebah jenis Apis cerana, ia terus belajar secara otodidak maupun melalui literatur dan berdiskusi dengan peternak lain.

Saat ini, lokasi budidaya yang dinamakan Madunia Green Space berada di Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci, tepat di zona penyangga TNKS. Madunia Green Space juga menjadi pusat edukasi budidaya lebah madu dan kehidupan berkelanjutan, serta telah bermitra dalam program pelatihan dan pengabdian masyarakat bersama sejumlah lembaga, seperti Kitabisa.com dan komunitas lokal.
Dalam hal pemasaran, Madunia memanfaatkan media sosial sebagai sarana distribusi, dan telah mengirim produk ke berbagai daerah. Namun, kapasitas produksi masih terbatas, sehingga Dorel mendorong tumbuhnya kolaborasi dengan para peternak lebah lain (beekeepers) guna memenuhi kebutuhan pasar.
“Produksi madu nasional saat ini belum mencukupi tingkat konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, peluang pengembangan usaha ini masih sangat besar,” ujarnya.
Madunia kini menjual beragam produk dari berbagai jenis lebah, seperti Apis cerana, Apis dorsata (lebah hutan), dan Apis mellifera (lebah Eropa). Rata-rata produksi dari satu kotak budidaya mencapai 2 kg setiap lima minggu, tergantung pada kondisi cuaca dan vegetasi. Harga jual bervariasi, mulai dari Rp20.000 untuk kemasan 150 gram, hingga Rp240.000 per kilogram untuk madu hutan liar.
Selain memproduksi sendiri, Madunia juga menjalin kemitraan dengan peternak di wilayah Bungo dan Tanjab Timur untuk memperluas jaringan dan kapasitas produksi.
Dengan mengusung tagline “Beekeeping for Climate | Local Community Partner”, Madunia tidak hanya berorientasi pada bisnis, tetapi juga sebagai bagian dari solusi lingkungan dan sosial berbasis lokal.
Sebagai penutup, Dorel menyampaikan pesan kepada rekan-rekan mahasiswa Universitas Jambi:
“Indonesia memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Mari kembali ke daerah, amati potensi lokal, dan kembangkan dengan percaya diri. Jalan ini memang tidak mudah, namun dengan membangun jaringan, aktif dalam komunitas, dan terus belajar, kita dapat mewujudkan cita-cita bersama.”